viannevia

Friday, September 29, 2006

Ngeyel?

Vie : Semua dokter gigi nyuruh bedah sebelah kanan. Padahal kata vie sebelah kiri
Temen : Kalo semua dokter ngomong gitu, kok kamu ngeyel?
Vie : Karena kiri yang paling parah. Kalo kanan duluan dioperasi, vie harus makan dari kiri. Padahal vie gak bisa makan dari kiri. Jadi gak bisa makan sama sekali.
Temen : .....

Ngeyel? Dari rontgent panoramic terlihat gigi bungsu kiri bawah (no. 38) malposisi sudut 0 derajat dan rapuh, sedangkan gigi bungsu kanan bawah (no. 48) malposisi sudut 5 derajat menabrak no. 47. Hari rabu kemarin, setelah melihat rontgent, dokter hampir mengambil tindakan pada no. 48. Saya bilang, "bukan yang itu dok, yang 38".

Operasi yang mereka perkirakan 1 jam ternyata hanya 30 menit. Persiapannya yang lama. Harus 3x bolak-balik 3 lantai mengurus administrasi. Masih ngos-ngosan, menandatangani perjanjian. Para ko-as memeriksa denyut nadi, tekanan darah, menjelaskan selama operasi dan pasca. Lama menunggu peralatan disterilkan, hampir ketiduran di kursi 'eksekusi'.

Mata saya ditutup kain, alat suction disiapkan. Operasi dimulai, dokter mengucap Basmalah. Tegang yang sempet muncul jadi reda seketika. Dokter dan ko-as langsung bergosip diselingi instruksi2 berbahasa kedokteran. Entah disengaja atau tidak, obrolan mereka mengalihkan ketegangan. Malah ada komentar2 yang hampir membuat saya tertawa. Bahaya.. tertawa saat segala alat dimasukkan ke mulut. Dokternya cekatan, saya percaya saja. Alhamdulilah operasi lancar.

Ko-as : (membuka kain penutup) Bu.. operasinya selesai
Vie : O.. ya
Drg Residen : Sori tadi pas ngejahit kesenggol dikit gigi yang bla.. bla..
Vie : Yang mana? (gak menyadari, bersiap berangkat)
Ko-as : Eit.. jangan pergi dulu, masa masih belepotan mo pergi..
Vie : (diam dibersihkan sambil mengamati botol suction darah dan alat yang berlumuran darah)

Ngeyel? Saya berusaha se-kooperatif mungkin saat operasi berlangsung. Instruksi apapun dituruti. Tapi sebelum dan sesudahnya saya banyak tanya.

***

Kelas 4 SD, kuku kaki kanan tumbuh masuk ke daging di sampingnya, bukan ke depan. Dokter memberi obat tetes. Saya menurut saja walau sempet protes bilang ke mami kalo kuku gak bener kok ditetesin bukannya dibenerin letaknya. Gak berhasil. Kuku dibelah sebagian. Masih gak berhasil. Akhirnya kuku dicabut. Belum sukses. Saat SMP, saya yang lelah bertahun2 gak berhasil, meminta supaya setelah pencabutan kuku yang ke-5 kalinya ini diambil sedikit daging di depannya dan dijahit. Menurutku, itu yang menghalangi pertumbuhan ke depan. Alhamdulillah berhasil. Operasi kuku terakhir.

SMA, kuku kaki kiri tersandung. Dokter rekomendasi cabut. Dimulailah 'pengeyelan'. Tidak mau. Saya di Bandung. Kalau jadi operasi, tidak ada papa yang akan menggendong ke kamar mandi. Tidak ada mami yang akan memandikan. Dokter yang BT bilang "terserah". Alhamdulillah, sekarang kuku kaki kiri masih baik2 saja. Tidak kurang satu apapun.

Kuliah di Bandung. Tugas2 yang melelahkan. Obat maag seperti permen bagi kami temen2 sekelas. Diagnosis dokter, saya tifus. Harus periksa darah. Saya bilang hanya maag biasa. Lagian periksa darah harus minta uang ke ortu, saya gak bisa bohong uang itu untuk apa, dan ortu pasti khawatir. Dokter yang BT bilang "terserah, kamu sendiri yang menanggung". Digituin, saya takut juga. Alhamdulillah, seperti perkiraanku, hasilnya negatif.

Lulus kuliah, saat sulit. Badan kurus. Diagnosis dokter, saya TBC. Wah serem. Dikasih obat untuk perawatan 6 bulan. Tidak saya minum. Lalu, ke RS khusus paru2. Segala pengujian lab dilakukan. Hasilnya negatif. Tapi badan masih kurus. Saya masih penasaran, ke dokter lain. Menceritakan semuanya. Karena hasilnya negatif, dokter menyimpulkan masalah psikis sementara. Saya terdiam. Mungkin dokter ini benar. Dikasih resep. Masih ngeyel, tiap dikasih resep, sering saya cek ke buku DOI (Daftar Obat di Indonesia). Resep obat yang sangat ringan tapi saya putuskan tidak menebusnya. Obatnya satu : makan yang banyak. Alhamdulillah berhasil.

Saya ngeyel dengan dokter? Sering tapi tidak selalu.

Karena dokter menangani banyak kasus, bisa menganggap berat kasus yang ringan. Belajar mengenal tubuh sendiri, komunikasikan dengan dokter, dan pegang prinsip bahwa obat pada dasarnya adalah racun. Minum obat adalah alternatif paling akhir (kuratif), setelah kita lakukan tindakan2 preventif.


Sungguh

Sering saya diajak ngobrol begini,
A : Enak ya jadi PNS dapet uang pensiun
V : Iya kalo umur sampe pensiun
A : Enak juga buat keluarga yang ditinggalkan
V : Iya kalo meninggal udah nikah
A : Hus!
V : hehe

Bukan tidak bersyukur jadi PNS. Segalanya harus disyukuri. Mendengar kata pensiun, pikiran saya ke umur. Kita tidak pernah tahu umur kita sampe kapan. Sungguh. Uang pensiun jangan dijadikan alasan menjadi PNS.

***

Sering juga saya diajak ngobrol begini,
B : kan udah s2, cari2 info biar jadi eselon
V : jadi eselon ada aturannya, gak bisa begitu lulus s2 tiba2 langsung jadi eselon
B : coba ngobrol dengan C, pendekatan ke dia gimana caranya jadi eselon
V : posisi terendah eselon IV. Udah ada aturannya.. bla.. bla..
B : kalo pendekatan ke bos siapa tahu bisa jadi eselon
V : paling hebat naik golongan 2 tahun. Itu juga harus memenuhi angka kredit tertentu. Normal 4 tahun. Udah ada peraturannya dari pusat. Bukan kantor vie sendiri yang nentuin
B : B gak tahu peraturannya. Pokoknya cari2 info aja. Deketin bos
V : ya, itu tadi peraturannya. InsyaAllah kayaknya vie gak ada masalah dengan bos. Jadi nyantai aja

Jengah mendengar pendekatan ke bos hanya demi jadi eselon. Tapi tidak mau bilang "iya" biar obrolan cepat selesai. Eselon bukan cita2 saat memilih jadi PNS. Bukan pula alasan menerima tawaran beasiswa s2. Sungguh

***

Tanggal 25 Sept kemaren, rapat dengan para eselon. Ruwet. Ada yang membawa2 istilah 'rakyat jelata'. Jengah mendengarnya. Rapat yang kita susun atas harapan tercapainya kata sepakat di antara 'perdana mentri'. Tapi jadi mentah lagi. Senior yang selalu semangat jadi patah arang. Tidak lucu kalo saya ikut2an. Saya yang baru melihat langsung ruwetnya masalah, cuma bisa komentar," Ternyata jadi pemimpin tak cukup jujur dan disiplin. tapi harus tegas. Ibarat sepak bola. Materi pemain kelas dunia sekalipun dan strategi matang tidak ada artinya di lapangan jika tanpa wasit yang tegas". Kali ini saya bersungguh-sungguh.

Ungkapan dari Anis Matta, kurang lebih begini "Jujur dekat kepada lemah. Licik dekat kepada kuat". Saya setuju dengannya, coba kita jadikan "Jujur dekat kepada kuat". Lalu muncul pertanyaan : Apakah saya bersungguh-sungguh akan berusaha dan tidak hanya bicara setuju?


Wednesday, September 20, 2006

My favorite

Liat2 foto pasar seni ITB 10 Sept 2006 dari digicam,
Vie : Nah.. ini AD Pirous
Temen : Iya Pie, fash disc lu ada virusnya
Vie : Maksud vie, ini lukisannya pak AD Pirous :-D
Temen : Iya, punya lu ada virusnya.. brontox
Vie : Brontox lagi? Ini lukisan karya A.. D.. Pi.. ro.. us. Pelukis terkenal itu :-D
Temen : ???
(Kampus UI Depok, 13 Sept 2006)

AD Pirous. Nama yang pertama kali saya lihat dari karikatur di majalah Gadis zaman SMP :-) Entah kenapa saya sengaja mengingatnya. Tapi baru kali ini melihat karyanya. Di pasar seni 2006, ada stand Barli dan pelukis2 terkenal lain. Bagus2. Tapi karya AD Pirous menyita perhatian saya. Bukan termakan pesona nama besarnya. Saya tidak tahu apa2 tentang prestasi beliau (hiks.. maaf). Ada goresan abstrak. Tekstur yang khas. Tebal tapi halus. Warna2 centil tapi tidak feminin. Terang tapi anggun. Dia memang lain.

Esoknya tanggal 11 Sept 2006, terdengar murotal di kantor. Ayat yang berkali2 diulang. Ini kan.. surat ArRahman! Saya bukan hafidz AlQur'an tapi surat ini sangat khas. Saya cari lagi tulisanku beberapa bulan lalu. Saat bencana alam datang silih berganti, sudah didapatkan jawaban hanya dari satu surat ini.

***
Langit yang ditinggikan.. Neraca yang diletakkan.. Bumi yang diratakan..

Bencana alam akibat melampaui batas. Semua di bumi akan binasa. Ada yang menginterpretasikan azab, peringatan, atau apapun. Entropi itu selalu positif. Pasti terjadi. Wallahu'alam.


(Potret oleh NASA. Lihat ArRahman : 37)

Banyak yang membicarakan angka 666. Islam mengenal angka lain.
QS ArRahman. "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
31 kali ayat ini diucapkan di surat ini. Angka 31 paling saya suka. Angka 31 ternyata bermakna, disamping angka 19. Matematika Islam yang rumit bagiku. Wallahu'alam.

Tumbuh-tumbuhan.. Warna yang hijau tua.. Air yang mengalir..
(Asrama UI Depok, Juni 2006)

***

Gambar oleh NASA di atas ternyata fenomena yang umum terjadi dalam astronomi. Semua diciptakanNya berpasangan, termasuk bintang. Dan bintangpun mengalami hidup dan mati.
(Observatorium Boscha, 27 Agustus 2006)

Kembali ke AD Pirous..
Bagaimana jadinya kalau dia melukis QS ArRahman : 37 ? Waaaw... gak kebayang...
Btw, hari ini saya baru tahu kalau Prof. AD Pirous pada usia 70 tahun telah purnabakti pada tanggal 11 Maret 2003 di Aula Timur ITB (hiks.. saya ada di Bandung saat itu). Dan, pasar seni ITB pertama kali diselenggarakan tahun 1972 atas prakarsa beliau. Wah.. Wah.. :-)

Monday, September 11, 2006

Transisi

Hampir saya tutup blog ini..
Tapi telpon dari sobat tentang postinganku terdahulu, ada phrase favoritnya, yang membuat saya gak jadi menutup blog ini. Lagian gak tau gimana caranya hehe

Baru seminggu tinggal di Bandung lagi. Membingungkan. Banyak mall.

"Lu belum tau kan di Bandung ada mall ini.. itu.."
"Enggak"
"Lu tau gak ini lagu fav gue sekarang"
"Enggak. Lagu apa ini?"
"Aih gimana sih lu.. gak gaul amat"
"Padahal gw dulu 'operator' radio ya hehe"

Baru seminggu masuk kantor lagi. Malah butuh adaptasi lebih banyak ketimbang dulu.
2 tahun lalu, saya pergi ke Depok berbarengan dengan penggantian bos besar. Kondisi kantor berubah. Sekarang, baru seminggu sudah mendengar berita2 sedih. Tanpa perlu tanya sana sini teman2 sudah bercerita. Keluhan dimana2.

"Kok pada gak ada semangat hidup begini?"
"Tauk nih vie. Kerja kita selama ini rasanya sia2"

Sedangkan..
Pikiran saya semakin sering lari ke Prabumulih
Mami.. Papa.. Adikku..

Keponakan2ku..

Teman kantorku kemarin bilang..
"Gw pengen ke Probolinggo lagi vie. Lu masih inget gak waktu kita heboh ngerjain tugas?"
"Lupa"
"Lu kan di sana mimpi punya anak bayi laki-laki, cakep, putih"
"Lu inget ya? Iya mimpi 3 hari berturut2. Sekitar Januari 2004. Besoknya mimpi nyokap nggendong adiknya Adit anaknya kakak gw"
"Mba Anti itu ya?"
"Iya.. beberapa bulan setelahnya beneran kak Anti hamil lagi. Masih gak nyangka kok bisa jadi kenyataan"

Obrolan minggu kemaren dengan teman
"Wah.. lu wanita karir banget deh hehe"
"Cape vie. padahal dulu gw pengen banget kerja. Sekarang kerasa yang paling enak tetep mengasuh anak"
"I told you hehe"

Kadang..
Masih terbayang teman2 A3 di asrama, sekitar 30 orang, rata2 usianya 10 tahun lebih muda dariku
Polah tingkah mereka sering bikin saya ketawa sampe berderai air mata..
Perpisahan minggu kemarin..
Hutan karet yang tiap hari saya liatin..
Si menk2 yang mulai mengenali saya kalo melewati koridor..

Bentar lagi Ramadhan..

Sedangkan gigi bungsu sudah menanti dioperasi
Nasib.. nasib.. kenapa si bungsu memilih tumbuh horisontal?
Pusing saya dibuatnya. Pusing beneran.
Selera makan yang menghilang selama seminggu ini..

"Rugi sakit gigi vie. Moal aya nu nengok. Padahal sakitnya beneran"
"Hahaha... iya"




Masa transisi. Rasanya terlalu banyak informasi seminggu ini.

Tulisan gak penting :p