Apa kata dunia?
Film ”Nagabonar jadi 2” top abis! Film ”Nagabonar” saja aku suka kalipun. Walau aku lupa jalan cerita ”Nagabonar” tapi siapa yang tidak lupa ucapan terkenal Nagabonar ke sobatnya Bujang?
Tampilan pertama film ”Nagabonar jadi 2” adalah kebun kelapa sawit. Wuih senang kalipun! Selain itu apalagi kalo bukan ceplas-ceplosnya ’jendral’ bandel tapi sayang keluarga, setia kawan, simpel, apa adanya, dan prinsip yang dia pegang kuat. Kelapa sawit, ceplas-ceplos. Itu semua mengingatkanku pada apalagi kalo bukan kampung halamanku. Walau lokasinya terpisah ratusan km. Atau malah ribuan km?
Ada kata ”bengak” dengan logat yang berbeda dengan kampungku. Walau aku tidak terbiasa menyebutnya karena tidak pernah dididik untuk mengatakan itu. Tapi cuma mendengar itu saja sudah ketawa aku dibuatnya. Lebih terpingkal2 lagi saat si Nagabonar ngomong ke Monita yang berbelit2 saat ditanya tentang perasaaannya ke Bonaga ”Seperti mencari ketiak di ular”. Haha.. salut.. orang sana pandai kali berpantun. Sayang sekali aku tidak bisa berpantun. Orang sana senang sekali menggunakan perumpamaan dengan hewan. Kesannya kasar? Bagiku tidak. Walaupun aku sulit mengambil perumpamaan itu. Karena aku tahu mereka bicara bukan dari hati dan tidak bermaksud menyakiti. Justru terasa aneh mendengar anjing jadi simbol umpatan. Anjing itu hewan yang pintar lucu dan setia. Penunggu rumah saat majikan ke kebun atau pencari tikus yang merusak ladang. Kalo bukan hewan najis sudah ku peluk2 dia.
Entah kenapa tiba2 tagline film ini mengingatkan pada diriku. Beberapa tahun lalu. Saat seorang teman lama. Seorang laki2. Akan menikah dalam waktu dekat. Berkali2 mengajak bertemu. Aku tidak masalah bertemu dengan laki2. Tapi tidak dengan dia. Apalagi kalo aku tidak meradang berkata ”Saya cuma mau nakal dengan suami saya nanti!”. Rasanya baru kali itu kusebut kalimat ”Apa kata dunia”. Dan itu datang dari hati. Walau dunia tidak peduli dan tidak kenal dengan aku tapi aku lebih tidak peduli.
Walau tidak seperti si Nagabonar saat marah2 ke supir metromini.
”Kau tau si Nagabonar?!”
”Tau.. katanya sudah mati!“
”Ya.. dan aku hantunya!!.. haaaaaaaaa”
Huahaha.. pasti bau nafas dia. Terpingkal2 aku dan teman2 dibuatnya. Itu dialog favorit kami.
Film yang penuh makna tapi diracik kocak. Watta great film!
Tampilan pertama film ”Nagabonar jadi 2” adalah kebun kelapa sawit. Wuih senang kalipun! Selain itu apalagi kalo bukan ceplas-ceplosnya ’jendral’ bandel tapi sayang keluarga, setia kawan, simpel, apa adanya, dan prinsip yang dia pegang kuat. Kelapa sawit, ceplas-ceplos. Itu semua mengingatkanku pada apalagi kalo bukan kampung halamanku. Walau lokasinya terpisah ratusan km. Atau malah ribuan km?
Ada kata ”bengak” dengan logat yang berbeda dengan kampungku. Walau aku tidak terbiasa menyebutnya karena tidak pernah dididik untuk mengatakan itu. Tapi cuma mendengar itu saja sudah ketawa aku dibuatnya. Lebih terpingkal2 lagi saat si Nagabonar ngomong ke Monita yang berbelit2 saat ditanya tentang perasaaannya ke Bonaga ”Seperti mencari ketiak di ular”. Haha.. salut.. orang sana pandai kali berpantun. Sayang sekali aku tidak bisa berpantun. Orang sana senang sekali menggunakan perumpamaan dengan hewan. Kesannya kasar? Bagiku tidak. Walaupun aku sulit mengambil perumpamaan itu. Karena aku tahu mereka bicara bukan dari hati dan tidak bermaksud menyakiti. Justru terasa aneh mendengar anjing jadi simbol umpatan. Anjing itu hewan yang pintar lucu dan setia. Penunggu rumah saat majikan ke kebun atau pencari tikus yang merusak ladang. Kalo bukan hewan najis sudah ku peluk2 dia.
Entah kenapa tiba2 tagline film ini mengingatkan pada diriku. Beberapa tahun lalu. Saat seorang teman lama. Seorang laki2. Akan menikah dalam waktu dekat. Berkali2 mengajak bertemu. Aku tidak masalah bertemu dengan laki2. Tapi tidak dengan dia. Apalagi kalo aku tidak meradang berkata ”Saya cuma mau nakal dengan suami saya nanti!”. Rasanya baru kali itu kusebut kalimat ”Apa kata dunia”. Dan itu datang dari hati. Walau dunia tidak peduli dan tidak kenal dengan aku tapi aku lebih tidak peduli.
Walau tidak seperti si Nagabonar saat marah2 ke supir metromini.
”Kau tau si Nagabonar?!”
”Tau.. katanya sudah mati!“
”Ya.. dan aku hantunya!!.. haaaaaaaaa”
Huahaha.. pasti bau nafas dia. Terpingkal2 aku dan teman2 dibuatnya. Itu dialog favorit kami.
Film yang penuh makna tapi diracik kocak. Watta great film!